BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
dunia yang semakin berkembang ini, sudah pastinya kita sudah sering kali
mendengar kata resiko dalam kehidupan sehari-hari kita. Resiko
merupakan bagian dari kehidupan kerja individual maupun organisasi.
Berbagai macam resiko, seperti resiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain
di jalan, resiko terkena banjir di musim hujan dan sebagainya, dapat
menyebabkan kita menanggung kerugian jika resiko - resiko tersebut tidak kita
antisipasi dari awal. Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau
keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Sebagaimana kita pahami dan sepakati bersama bahwa tujuan perusahaan adalah
membangun dan memperluas keuntungan kompetitif organisasi.
Resiko
berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau tidak
tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang
tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau
merugikan. Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan
menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan
ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah
risiko (risk). Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen resiko
menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan
kerja. Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen resiko
dalam bisnis pada masa kini.
Oleh
sebab itu resiko sangat perlu diolah karena resiko mengandung biaya yang tidak
sedikit. Bayangkan suatu kejadian di mana suatu perusahaan sepatu yang
mengalami kebakaran. Kerugian langsung dari peristiwa tersebut adalah
kerugian finansial akibat asset yang terbakar (misalnya gedung, material,
sepatu setengah jadi, maupun sepatu yang siap untuk dijual). Namun juga
dilihat kerugian tidak langsungnya, seperti tidak bisa beroperasinya perusahaan
selama beberapa bulan sehingga menghentikan arus kas. Akibat lainnya
adalah macetnya pembayaran hutang kepada supplier dan kreditor karena
terhentinya arus kas yang akhirnya akan menurunkan kredibilitas dan hubungan
baik perusahaan dengan partner bisnis tersebut.
Resiko
dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen resiko. Peran
dari manajemen resiko diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya resiko yang
sangat berlebihan yang dapat membuat perusahaan gulung tikar, oleh sebab itu
kita perlu melakukan ha-hal yang lebih terarah, salah satunya dengan mengukur
dimensi resiko yang akan terjadi pada diri sendiri pada khususnya dan pada
perusahaan pada umunya.[1]
B. Rumusan Masalah
Dalam
makalah ini penulis membatasi permasalaha yang akan disajikan dimana hanya
mencakup tentang :
1.
Apa pengertian manajemen resiko ?
2.
Bagaimana tahapan dalam manajemen resiko ?
3. Ruang lingkup manajemen resiko ?
4. bagaimana pentingnya manajemen resiko ?
5. Bagaiman manajemen risiko di
bank ?
6.
Apa resiko di bidang perbankan ?
7.
Bagaiman Pengelolaan Resiko ?
C. Tujuan
Pelaksanaan
manajemen risiko haruslah menjadi bagian integral dari pelaksanaan sistem
manajemen perusahaan organisasi. Proses manajemen risiko Ini merupakan salah
satu langkah yang dapat dilakukan untuk terciptanya perbaikan berkelanjutan (continuous improvement). Proses
manajemen risiko juga sering dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan
dalam sebuah organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Manajemen Resiko
Istilah (risk) Resiko
memiliki berbagai definisi. Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau
keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Manajemen resiko juga dapat diartikan sebagai suatu pendekatan yang terstruktur
atau metodologi dalam upaya mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan
ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk Penilaian resiko,
pengembangan strategi untuk mengelolanya dan menatasi risiko dengan menggunakan
pemberdayaan atau pengelolaan sumberdaya. Dalam manajemen resiko, strategi yang
dapat diambil untuk mengatasi masalah ini antara lain dengan memindahkan resiko
kepada pihak lain, menghindari resiko, mengurangi efek negatif resiko, dan
menampung sebagian atau semua konsekuensi resiko tertentu.[2]
Pengertian resiko menurut para ahli :
Pengertian manajemen
resiko menurut Djohanputro (2008) Manajemen resiko merupakan proses
terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan,
mengembangkan alternatif penanganan resiko, dan memonitor dan mengendalikan
penanganan resiko.
Pengertian manajemen
resiko menurut Siahaan (Manajemen Resiko. PT Elex Media Computindo.
Jakarta. 2007) manajemen risiko adalah perbuatan (praktik) dengan manajemen Resiko,
menggunakan metode dan peralatan untuk mengelola Resiko sebuah proyek.
Pengertian manajemen
resiko menurut Smith (1990) Manajemen Resiko didefinisikan sebagai proses
identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah Resiko yang
mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat
menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut.
Pengertian manajemen
resiko menurut Australia/New Zealand Standards (1999). Manajemen Resiko
merupakan suatu proses yang logis dan sistematis dalam mengidentifikasi,
menganalisa, mengevaluasi, mengendalikan, mengawasi, dan mengkomunikasikan Resiko
yang berhubungan dengan segala aktivitas, fungsi atau proses dengan tujuan
perusahaan mampu meminimasi kerugian dan memaksimumkan kesempatan. Implementasi
dari manajemen risiko ini membantu perusahaan dalam mengidentifikasi Resiko
sejak awal dan membantu membuat keputusan untuk mengatasi Resiko tersebut.
Pengertian manajemen
resiko menurut William Manajemen resiko juga merupakan suatu aplikasi dari
manajemen umum yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menangani
sebab dan akibat dari ketidakpastian pada sebuah organisasi.
Pengertian manajemen
resiko menurut Fahmi (2010) Manajemen resiko adalah suatu bidang ilmu yang
membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan
berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen
secara komprehensif dan sistematis.[3]
Manajemen resiko tradisional
terfokus pada resiko - resiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal
(seperti bencana alam, tuntutan hukum, kebakaran maupun kematian). Manajemen resiko
keuangan pada sisi lainnya, sangatlah fokus pada resiko yang bisa dikelola
dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan. Sasaran dari pelaksanaan
manajemen resiko adalah untuk mengurangi resiko yang berbeda-beda yang
berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima
oleh masyarakat
B.
Tahapan dalam Manajemen Resiko
Menetapkan konteks
adalah menetapkan parameter dasar dimana suatu risiko harus dikelola dan
menyiapkan pedoman untuk membuat keputusan yang lebih rinci dalam proses
manajemen resiko. Konteks tersebut termasuk lingkungan internal dan eksternal
organisasi dan tujuan aktivitas manajemen resiko.
Ø Menetapkan konteks eksternal
Langkah ini menentukan
lingkungan eksternal dimana organisasi beroperasi dan hubungan antara
organisasi dan lingkungannya antara lain: lingkungan sosial budaya, regulasi
(perkembangan), kompetisi, pasar keuangan dan lingkungan politik serta
stakeholder eksternal.
Ø Menetapkan konteks internal
Sebelum aktivitas
manajemen resiko disetiap level dimulai, maka perlu memahami suatu organisasi
antara lain meliputi:
1. Struktur
2. Kapabilitas sumber daya seperti manusia, sistem, proses, modal
3. Target dan sasaran serta strategi untuk mencapainya[4]
C. Ruang Lingkup Manajemen Resiko
Ruang
lingkup proses manajemen resiko terdiri dari:
a) Penentuan konteks kegiatan yang akan dikelola resikonya
Menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan ruang lingkup manajemen
risiko yang akan dilakukan
b) Identifikasi resiko
Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya risiko untuk analisis lebih lanjut. Teknik-teknik yang
dapat digunakan dalam identifikasi resiko antara lain:
1) Brainstorming (pengungkapan Pendapat)
2) Survey
3) Wawancara
4) Informasi historis
5) Kelompok kerja
c) Analisis resiko
Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan konsekuensi yang
akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan risiko yang ada dengan mengalikan
kedua variabel tersebut (probabilitas X konsekuensi).
d) Evaluasi resiko
Evaluasi Risiko adalah membandingkan tingkat risiko yang telah dihitung
pada tahapan analisis risiko dengan kriteria standar yang digunakan.
Hasil Evaluasi risiko diantaranya
adalah:
1)
Gambaran tentang seberapa penting risiko yang ada.
2)
Gambaran tentang prioritas risiko yang perlu ditanggulangi.
3)
Gambaran tentang kerugian yang mungkin terjadi baik dalam parameter biaya
ataupun parameter lainnya.
4)
Masukan informasi untuk pertimbangan tahapan pengendalian.
e) Pengendalian resiko
Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang ada dengan
menggunakan berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer risiko, dan
lain-lain.
f)
Monitor dan Review
Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen
risiko yang dilakukan serta mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu
dilakukan.
g) Koordinasi dan komunikasi
Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil keputusan internal dan
eksternal untuk tindak lanjut dari hasil manajemen risiko yang dilakukan.[5]
D. Pentingnya Manajemen Resiko
Dalam setiap usaha tentunya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan
(return) dengan mengeluarkan biaya seminimal mungkin. Namun terdapat beberapa
faktor yang sulit untuk dikendalikan untuk memaksimalkan keuntungan dan
meminimalkan biaya. Dalam penerapannya terdapat beberapa kendala :
1.
Kontrak antara nasabah dan Bank
itu mengikat dalam jangkawaktu yang relatif lama, sehingga dapat terjadi bahwa
return (keuntungan) secara jangka pendek baik namun secara jangka waktu
yang relatif panjang perlu diprediksi dari awal seberapa jauh kemungkinan
return tersebut sulit diperoleh kembali di masa mendatang.
2.
Bank tidak mempunyai kemampuan
untuk selalu memantau secara ketat kondisi counterparties.
3.
Terdapat constraint
dari internal management Bank untuk melakukan pengendalian secara
comprehensive (luas) terhadap seluruh komponen yang dapat merugikan Bank.
Kondisi tersebut di atas terasa sekali terutama terdapat pada Bank-bank
yang belum secara formal menerapkan risk management, akibatnya sering sekali
terjadi bahwa Bank menyadari adanya kerugian setelah keuntungan Bank menurun
atau tersedianya modal Bank berkurang. Manajemen resiko diharapkan dapat
mendeteksi maksimum kerugian yang mungkin timbul di masa mendatang serta
kebutuhan tambahan modal apabila dampak proyeksi kerugian dimaksud dapat
mengakibatkan jumlah modal di bawah ketentuan minimum yang dipersyaratkan
otoritas pengawasan.
E. Manajemen Risiko
di Bank
Sudah ditetapkan berdasarkan ketentuan BI No. 5 / 8 / PBI / 2003: “ Penetapan Manajemen Resiko Bagi Bank Umum ”. dimana
suatu bank mengelola beberapa risiko:
a.
Identifikasi resiko,
b.
Pengukuran resiko,
c.
Pemantauan resiko,
d.
Pengendalian resiko
Selain itu, juga ada ketentuan BI yakni: PBI No. 5 / 8 / PBI / 2003, Manajemen resiko yang Terintregrasi dan
juga Pengelolaan resiko secara efektif oleh dewan
direksi bank :
a.
Pengawasan aktif
b.
Prosedur dan kebijakan limit resiko
c.
Prosedur pengelolaan resiko
d.
Struktur manajemen informasi
F.
Resiko Di Bidang Perbankan
Usaha jasa perbankan mengandung beberapa unsur resiko mengingat kontrak
antara Bank dengan nasabah mengikat dalam kurun waktu kedepan. Dengan demikian
masing-masing pihak mempunyai moral untuk tidak memenuhi kewajibannya di
masa mendatang atau kondisi external (pasar) berubah ke arah yang merugikan
Bank antara lain fluktuasi nilai tukar dan suku bunga. Kemungkinan tidak
terpenuhinya kewajiban nasabah kepada Bank maupun fluktuasi (perbahan harga
suatu barang karena pengaruh permintaan dan penawaran).
faktor external perlu dikendalikan untuk meminimalkan kerugian yang
mungkin terjadi di Bank. Proses dalam mengendalikan berbagai resiko dimaksud
perlu diformalkan dalam management Bank.
Resiko
dapat berupa resiko kredit apabila nasabah tidak memenuhi kewajibannya kepada
Bank. Namun demikian masih banyak resiko - resiko lainnya seperti resiko nilai
tukar, suku bunga dan operasional yang sering sekali dapat menyebabkan Bank
mengalami kerugian yang cukup besar. Mengingat tidak setiap resiko selalu
menjadi ancaman bagi Bank, maka setiap Bank akan melakukan identifikasi
terhadap resiko - resiko yang mungkin timbul serta melakukan manajemen resiko sesuai
dengan tingkat kompleksitas usahanya.
G. Pengelolaan risiko
Jenis-jenis
cara mengelola risiko:
1.
Risk avoidance
Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko
sama sekali. Dalam memutuskan untuk melakukannya, maka harus dipertimbangkan
potensial keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu
aktivitas.
2.
Risk reduction
Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode
yang mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak
kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko.
3.
Risk transfer
Yaitu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak
(asuransi) maupun hedging.
4.
Risk deferral
Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda
aspek suatu proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut
kecil.
5.
Risk retention
Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurangi maupun
mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian
penting dari aktivitas.[7]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manajemen risiko adalah suatu cara dalam mengorganisir suatu risiko yang
akan dihadapi baik itu sudah diketahui maupun yang belum diketahui atau yang
tak terpikirkan yaitu dengan cara memindahkan risiko kepada pihak
lain,menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko.
Manajemen risiko tidak
semata berlaku di sektor bisnis, namun semakin mendesak untuk diapplikasikan di
sektor publik. Banyak argumen pendukung, dan tampaknya faktor utama adalah
perubahan lingkungan dan sumber daya yang terbatas bagi pencapaian tujaun organisasi.
Risiko memiliki
berbagai definisi, dan berkaitan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang
dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Pada sisi lain,
penanganan risiko bahkan dapat memuncul-kan peluang bagi organisasi. Risiko tidak
dapat dihindari oleh organisasi, dan terdapat pada sumber daya yang dimiliki
dan proses operasi termasuk pengendalian. manajemen risiko diperlukan bagi
pencapaian tujuan suatu unit dan tujuan organisasi secara keseluruhan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://abhymujahidmuda.blogspot.com/ (02 Mei 2013 pukul 12:46)
http://www.speotics.com/2012/09/pengertian-manajemen-risiko.html (20 Mei
2013 pukul 22:54)
2013 pukul 22:54)
http://mbegedut.blogspot.com/2012/06/pengertian-manajemen-resiko-menurut.
html#UYH9GWr74nA (02 Mei 2013 pukul 12:46)
html#UYH9GWr74nA (02 Mei 2013 pukul 12:46)
http://gaharuchromeblogspot.wordpress.com/2010/07/19/makalah-manajemen-
resiko/(02 Mei 2013 pukul 12:46)
resiko/(02 Mei 2013 pukul 12:46)
[1] http://abhymujahidmuda.blogspot.com/
(02 Mei 2013 pukul 12:46)
[2] http://www.speotics.com/2012/09/pengertian-manajemen-risiko.html
(20 Mei 2013 pukul 22:54)
[3] http://mbegedut.blogspot.com/2012/06/pengertian-manajemen-resiko-menurut.html#.UYH9GWr74nA (02 Mei 2013
pukul 12:46)
[5] http://gaharuchromeblogspot.wordpress.com/2010/07/19/makalah-manajemen-resiko/(02
Mei 2013 pukul 12:46)
[7] http://hovidintkj.blogspot.com/2011/11/makalah-manajemen-risiko.html
(20 Mei 2013 pukul 22:54)
Terimakasih Sharingnya, sangat bermanfaat
BalasHapusuntuk pembahasan mengenai manajemen resiko mungkin link berikut bisa menjadi tambahan referensi
https://www.krishandsoftware.com/blog/1838/pengertian-manajemen-risiko/